Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Kembali lah

Oh tuan, Kapan jarak ini berakhir?, Aku lelah berlari, Berlomba dengan waktu, Aku unggul di depan, Dia berjalan santai di belakang sana. Oh tuan, Makin hari nelangsa makin sengsara, Berteriak memohon sang kekasih pulang, Tapi seakan ia menutup telinganya pura-pura tidak peduli. Oh tuan, Sepertinya sang kekasih nyaman, Sampai lupa untuk pulang, Menemukan zona nyaman baru, Membuat hati meraung akan rindu. Oh tuan, Pulang lah, Rumah mu sudah rindu, Merindukan pelukan sang pemilik.

merindu

Waktu terus berjalan, Aku lelah dibuatnya, Aku bilang “hei tunggu tambahkan detik mu dua kali lipat, aku masih rindu” Tapi seakan - akan mereka terburu-buru akan perpisahan.  Jarak makin hari kian terulur jauh, Aku sedang mencoba untuk berdamai dengan nya, Mereka penguji hebat akan kerinduan. Rindu menyelimuti, Ditemani dengan rintikan air mata, Yang harus rela menerima keadaan, Sembari nelangsa mencekik, Aku hanya ingin mengucapkan, “Aku rindu, jangan lupa pulang”

Benci

Aku benci, Aku benci perpisahan, Aku kembali lagi di peluk sepi, Seakan-akan sepi ingin mencoba membuat ku menerimanya kembali. Kenapa harus ada perpisahan dikala bersama membuat kita bahagia? Kenapa harus ada kata selamat tinggal?padahal hanya membuat luka di hati Kenapa harus ada kita?, kalau pada akhirnya kembali menjadi aku dan kamu. Disini aku belajar, Di Bumi memang tidak ada yang kekal abadi Bahkan cinta pun rela berpisah untuk kebaikannya.