Berbahagialah

malam itu, aku berpikir,
tidak pernah aku setenang ini menghadapi pertengkaran dengan mu,
mungkin karena aku sudah terbiasa menyikapi ego dan gengsi mu yang sangat tinggi,
tetapi hari demi hari yang aku lewati, aku merasa kosong, seperti ada yang kurang dalam mewarnai hidup ku. 
ya. 
kurang kamu.

malam ini aku tersadar,
mungkin memang saatnya aku memilih untuk pergi dan mengikhlaskan mu (lagi),
bukan berarti aku sudah tidak cinta,
bukan berarti aku sudah mendapatkan seseorang yang baru,
dan tentu saja, bukan berarti aku ikhlas,
aku hanya terlalu sakit untuk terus bertahan dan menutupi kesedihan seperti ini,
jujur, aku tidak terlalu ahli untuk dusta terhadap perasaan sendiri.

malam ini,
dengan seluruh kekuatan,
dengan seluruh doa,
dengan segala pertimbangan,
aku memutuskan untuk pergi,
semoga tak ada penyesalan.

dan,
semoga kamu selalu bahagia,
tanpa aku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sempat ada

Heaven has a new angel

I’ll be the one who keep us alive